Jumat, 12 Agustus 2016

Indah tapi Menakutkan

Dunia menengadah tanpa arah
Terdiam mempelajari angin
Mengusap sehelai daun pandan

Terik... terik sekali
Tak mampu dalam dada
Tak kuasa dalam hati
Kembali atau hadapi

Suara tak jelas menghampiriku
Mencaci setiap bait yang keluar dari mulutku
Berharap pahami maksud diri
Tetapi canda itu tak ada lagi

Keterikatan dan melambaikan
Menguati diri sendiri




Jumat, 20 Mei 2016

Kenyamanan yang Menakutkan


Ketiadaan membuatku terdiam
Kesepian yang membuatku tenang

Mengapa muncul kembali
Tentang relativitas perasaan
Jujurku terkagum melihatmu
Tak pernah merasa sehebat ini
Sambil ku berdiri di persimpangan ketakutan
Ketakutan yang selalu membuatku rendah dan terjangkit

Ya Tuhan, sesungguhnya aku hanya pelakonMu
kususuri setiap lembaran skenarioMu
Tunjukkan jika dia baik sesegera mungkin
Dan Perlihatkan jika dia tidak baik sesegera mungkin


Minggu, 08 Mei 2016


Ketika hati semakin ragu
Membawa pada ajang ketakutan
Kuatkan diri yang semakin rapuh

Terjadi tanpa sebab
Apakah realita?
Mengapa ku berdiri, tetapi terpincang
Mengapa ku terbang, tetapi mengerang

Seketika bumi mengendus, menerjang ketiadaan
Menawar kebahagiaan


Minggu, 01 Mei 2016

Pemasrahan Total


Pasrah, kata yang sangat low emotional. Ketika kita ingat bahwasannya ada tiga perkara yang telah digariskan Tuhan pada kita, yaitu jodoh, rizki dan mati.
Tuhan Maha Tahu isi pikiran kita, Tuhan Maha Tahu Kapasitas otak kita dan Tuhan Maha Tahu gejolak hati kita. Ketiga hal itu, yaitu jodoh, rizki dan mati sanggup membuat setiap pribadi manusia menjadi buta, depresi, stress dan berkepikiran.
Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyanyang, dengan kemurahanNya menetapkan hanya Dialah yang kuasa untuk menentukan perkara tiga itu.
Akhirnya tugas kita menjadi sederhana, berusaha ikhtiar mencari ketiganya dan ketika ada sedikit ujian dan cobaan, kita pasrahkan ke yang punya skenario kehidupan, Allah SWT.
Wallahu'alambishoab


Jumat, 29 April 2016

Antara Aku, Tuhan dan Kehidupanku

Terlahir menjadi seorang muslim tak menjadikanku serta merta menerima konsep ketuhanan seperti ini. Banyak hal yang terjadi pada kehidupanku, setiap hari setiap detik bergejolak hati ini menahan rasa penasaranku pada apa yang terjadi dalam kehidupan.

Karena terbukanya diriku dengan berbagai macam pemahaman dan pemikiran. Ditambah seringnya diskusi dengan teman-teman yang bukan sepemahaman, menjadikan wawasan tentang ketuhanan ini menjadi semakin kaya.

Veda, Tripitaka dan Bibel sempat menjadi referensiku, membacanya dan mencoba memahaminya. Tetapi, mengapa hanya Al-Quran yang menjadikanku semakin yakin atas keesaan Tuhan. Mengapa saya katakan Tuhan di sini karena tulisan ini terbuka untuk umat manusia, bukan hanya seorang muslim.

Sebenarnya yang kucari sederhana, ingin mendapatkan ketenangan, ketenteraman hati dan kedamaian jiwa. tanpa dikejar-kejar carut marut dunia. Banyak juga ku melirik kearifan lokal seperti suku-suku yang ada di Indonesia. Diri ini salut dengan sistem kehidupannya, tanpa terganggu dengan segala tuntutan perkotaan.

Hari ini, besok ataupun sampai kapanpun. Semoga Islam selalu menjadi Pedoman di dalam kematianku, mengapa disebut kematian? karena menurutku Kehidupan di Dunia hakikatnya adalah Kematian yang sejati, dan Kematian hakikatnya adalah Kehidupan yang sejati.

Kita punya akal, pikiran dan hati. Jangan sampai akal kita membutakan pikiran dan hati. Tetap Tafakur atau berpikir dengan ditemani Kitab Pedoman. Mari belajar bersama-sama