Terlahir menjadi seorang muslim tak menjadikanku serta merta menerima konsep ketuhanan seperti ini. Banyak hal yang terjadi pada kehidupanku, setiap hari setiap detik bergejolak hati ini menahan rasa penasaranku pada apa yang terjadi dalam kehidupan.
Karena terbukanya diriku dengan berbagai macam pemahaman dan pemikiran. Ditambah seringnya diskusi dengan teman-teman yang bukan sepemahaman, menjadikan wawasan tentang ketuhanan ini menjadi semakin kaya.
Veda, Tripitaka dan Bibel sempat menjadi referensiku, membacanya dan mencoba memahaminya. Tetapi, mengapa hanya Al-Quran yang menjadikanku semakin yakin atas keesaan Tuhan. Mengapa saya katakan Tuhan di sini karena tulisan ini terbuka untuk umat manusia, bukan hanya seorang muslim.
Sebenarnya yang kucari sederhana, ingin mendapatkan ketenangan, ketenteraman hati dan kedamaian jiwa. tanpa dikejar-kejar carut marut dunia. Banyak juga ku melirik kearifan lokal seperti suku-suku yang ada di Indonesia. Diri ini salut dengan sistem kehidupannya, tanpa terganggu dengan segala tuntutan perkotaan.
Hari ini, besok ataupun sampai kapanpun. Semoga Islam selalu menjadi Pedoman di dalam kematianku, mengapa disebut kematian? karena menurutku Kehidupan di Dunia hakikatnya adalah Kematian yang sejati, dan Kematian hakikatnya adalah Kehidupan yang sejati.
Kita punya akal, pikiran dan hati. Jangan sampai akal kita membutakan pikiran dan hati. Tetap Tafakur atau berpikir dengan ditemani Kitab Pedoman. Mari belajar bersama-sama
0 komentar:
Posting Komentar